|
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Remaja
adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi
bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan
ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh,
psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi
remaja awal (early adolescence ) 10-13 tahun, remaja menengah (middle
adolescence) 14-16 tahun dan remaja akhir (late adolescence) 17-20tahun.(tarwoto 2010:1)
Menurut WHO remaja (Adolescence)
adalah priode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa
bangsa (PBB) menyebutkan kaum muda (Youth) untuk usia antara 15 sampai
24 tahun. Menurut the healt resources and services administrations
guidelines Amerika Serikat, usia remaja adalah 11 sampai 21 tahun. Masa
remaja akan di awali dengan masa pubertas mulai dengan timbulnya
ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir sudah ada kemampuan reproduksi, pada
tahap ini remaja mengalami suatu perubahan fisik, emosional, sosial sebagai
ciri dalam masa pubertas, dan kondisi lingkungan dan gizi juga mempengaruhi
cepatnya pertumbuhan remaja, masa pubertas ditandai dengan datangnya masa
menstruasi
Biro Pusat statistic mencatat populasi remaja indonesia sebesar 30%
dari 200 juta
penduduk (Perdede, 2002).
Tahun 2008, data
profil kesehatan Indonesia mencatat
penduduk Indonesia yang
tergolong usia 10-19 tahun
adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan
49,2% remaja perempuan (Depkes, 2008).
Pada remaja wanita umumnya mengalami mentruasi. Menstruasi yang terjadi
pertama kali merupakan tanda bahwa seorang sedang mengalami pubertas. Pada masa ini, kadar luteinizing
hormone dan follicle stimulating hormone akan meningkat sehingga merangsang
pembentukan hormon seksual. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan dimulainya
siklus mentruasi. Menstruasi atau yang kita kenal dengan istilah haid adalah
peristiwa alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena
lepasnya lapisan endometrium uterus. Haid biasanya terjadi setiap bulan dengan
siklus setiap orang berbeda, ada yang 28 hari, ada yang kurang atau bahkan
lebih dari itu antara usia remaja sampai menopause.(andira, 2010:30)
Kejadian menstruasi dipengaruhi beberapa
faktor yang mempunyai sistem saraf pusat
dengan pancaindranya, sistem hormonal, perubahan pada ovarium
dan uterus, serta rangsangan
estrogen dan progesterone pada pancaindra langsung pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi. Semakin dewasa
umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap hipotalamus
Kesehatan
reproduksi remaja khususnya remaja wanita erat kaitannya dengan menstruasi.
Dimana tidak setiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Umumnya sebagian
perempuan mengalami ketidaknyamanan yang dirasakan sebelum
menstruasi dengan gejala
bervariasi, sehingga mampu mengganggu aktivitas
sehari-hari. Penelitian yang
dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Ramah
Remaja (PKRR) dibawah
naungan WHO tahun
2005 menyebutkan bahwa permasalahan
remaja di Indonesia
adalah seputar permasalahan mengenai
gangguan menstruasi (38,45%),
masalah gizi yang berhubungan dengan
anemia (20,3%), gangguan
belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), sertya masalah
kegemukan (0,5%)
Wanita akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami
perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur,
lebih sering atau tidak haid sama sekali (amenorea). Penyebab gangguan haid
dapat karena kelainan biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula
karena psikologik seperti keadaan – keadaan stress dan gangguan emosi atau
gangguan biologik dan psikologik. Siklus menstruasi mempunyai hubungan tertentu
terhadap keadaan fisik dan psikologik wanita
Para remaja
putri pada masa awal menstruasi sering mengalami haid datang tidak teratur tiap
bulannya. Haid yang datang tidak teratur disebut juga oligomenore. Oligomenore
adalah kondisi wanita yang sebelumnya haid teratur sebelum mengalami masalah
haid yang datang tidak teratur.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya, sehingga akan mengalami haid 4-9 kali dalam setahun. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
Komplikasi yang paling menakutkan pada wanita yang mengalami
siklus haid yang tidak normal atau oligomenore adalah terganggunya fertilitas
dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya
kelainan haid lebih lanjut. (Medicastore.com)
Menurut
laporan WHO (2008) prevalensi oligomenore pada wanita sekitar 45%. Penelitian
Bieniasz J et al, dalam
Sianipar et al (2011) mendapatkan prevalensi gangguan menstruasi di dunia
ditaksirkan amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%,
oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%.
Kelaianan siklus menstruasi Oligomenorea di Indonesia menyerang 16,7%
remaja menurut Penelitian Siegberg dkk,2007)
Menurut
Wolfenden (2010), dalam Putri (2011: 7)
siklus mentruasi yang tidak teratur seperti oligomenore dapat disebabkan
karena beberapa faktor seperti Stres,
beban pikiran atau stress sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk
periode menstruasi.Stress tahap I merupakan tahapan stress yang paling
ringan,stress tahap II timbul keluhan-keluhan,stress tahap III keluhan semakin
nyata,stress tahap IV untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat
sulit,stress tahap V kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam,stress
tahapan VI tahapan klimaks seseorang mengalami serangan panik. Kondisi pikiran
yang tidak stabil dapat menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol. Hal
ini berefek pada estrogen, progesteron dan menurunkan produksi Gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) sehingga menghambat terjadinya ovulasi atau menstruasi.
Penelitian Isnaeni (2010) yang dilakukan terhadap 89 responden di SMK Paku, didapatkan bahwa sebagian besar responden (64,9%) memiliki Siklus menstruasi yang normal dan sebanyak 35,1% mengalami siklus menstruasi Terganggu yaitu polimenore 23,1%, oligomenore 69,2% dan amenore 7,7%.
Hasil
wawancara dari Kepala sekolah dan Guru BP di SMK Paku, di dapatkan data siswa kelas
1, 2 dan 3 sebanyak 562 siswa, siswa laki-laki sebanyak 305 dan siswa perempuan sebanyak 257. (profil SMK Paku kecematan Binuang kabupaten
polewali mandar tahun 2014)
Berdasarkan
Study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 09 januari 2014 yang
bertempat di SMK Paku, Hasil angket dan wawancara terstruktur terhadap 21 siswi
SMK menunjukkan bahwa keluhan terbesar yaitu oligomenore 12 siswi (57%), dan 9
siswi (43%) mengalami polimenore. Hasil wawancara dengan 12 remaja putri yang
menyatakan mengalami oligomenore 8 diantaranya menyatakan siklus menstruasinya
tidak teratur mulai dari pertama kali haid dan 4 diantaranya menyatakan
mengalami haid yang tidak teratur sejak kelas 2 SMK.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan remaja putri tentang
oligomenore di SMK Paku kecematan
binuang kabupaten polewali mandar ”.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana
gambaran pengetahuan remaja putri di SMK Paku kecematan Binuang kabupaten
Polewali Mandar tentang oligomenore?
1.3.
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja
putri tentang oligomenoredi SMK Paku kecematan Binuang kabupaten Polewali
Mandar
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.1
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri
tentang pengertian oligomenore
1.3.2.2
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri
tentang penyebab oligomenore
1.3.2.3
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaj putri
tentang penaganan oligomenore
1.4. Manfaat
1.4.1
Manfaat teoritis
Diharapkan karya
tulis ilmiah ini dapat menjadi kontribusi/kajian wawasan ilmu pengetahuan dalam
bidang kesehatan khususnya tentang Gambaran masalah siklus haid yaitu oligomenore
1.4.2
Manfaat praktis
1.4.2.1
Bagi institusi
Diharapkan hasil
penelitian dapat menambah bahan perpustakaan dan pengetahuan bagi Mahasiswa Akademi
kebidanan pada umumnya dan Akademi Kebidanan Stikes Bina Generasi Polewali
Mandar pada khususnya
1.4.2.2
Bagi penulis
Menambah pengalaman dan pengetahuan kepada penulis
tentang pemahaman penelitian terhadap masalah oligomenore pada remaja putri serta
pengetahuan tentang karya tulis ilmiah
1.4.2.3
Bagi tempat penelitian
Menambah wawasan dan pengetahuan
tentang oligomenore, penyebab oligomenore dan cara penanganan oligomenore pada
remaja putri
1.4.2.4
Bagi pembaca
Menambah pengetahuan dan masukan tentang
masalah siklus menstruasi khususnya pengertian oligomenore serta penyebab dan
penaganan oligomenore
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep
Dasar
2.1.1
Tinjauan
tentang Pengetahuan
2.1.1.1
Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘Tahu’ dari manusia dan terjadi setelah
seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran,
rasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang penting dalam
membentuk tindakan seseorang. (Notoadmodjo soekidj.2007:143)
pengetahuan dapat diperoleh
dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu
manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. (Notoatmodjo.2010)
2.1.1.2
Tingkatan
pengetahuan
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami
(comprehension)
Memahami diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi
(application)
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi
atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam
perhitungan hasil penelitian.
4. Analisis
(analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis
(syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi
(evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justification atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria
yang telah ada.
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakuakan dengan wawancara atau angket yang menyatakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur, dapat disesuaikan dengan tingkat domain di
atas.(Notoatmojo, 2010).
2.1.1.3
faktor-faktor
yang mempengeruhi pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1. Umur
Umur
adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi.
Angka-angka kesakitan dan kematian didalam hampir semua kesadaran menunjukkan
hubungan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat
pola kesakitan maupun kematian menurut golongan umur personal yang dihadapi
adalah apakah umur yang di laporkan tepat, apakah panjang interval dalam
pengelompokan cukup umur tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan
dan kematian, atau apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan
pengelompokan umur pada penelitian orang lain.
2. Pendidikan
Secara
luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan
hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara
formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan
masalah perilaku individu maupun kelompok.
Kegiatan
pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar dengan
tujuan akan terjadai perubahan perilaku,yaitu dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat.
3. Sumber-sumber
informasi
Sumber
informasi adalah semua bentuk informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan
pasien, sumber informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas kesehatan.
Stimulasi tentang suatu penyakit dan melakukan sosialis tentang pemakaian
produk-produk baru kesehatan, sedangkat informasi melalui media massa adalah
media elektronik, media cetak, maupun billboard (berisi informasi kesehatan
yang dipasang di pinggir jalan). Sumber informasi kesehatan yang tepat mempunyi
peran yang besar dalam meningkatkan pengetahuan individu seseorang (Notoatmodjo
2003).
2.1.2 Tinjauan
tentang Remaja
2.1.2.1 Pengertian Remaja
Remaja
atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin Adolescere yang berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai
oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis, masa remaja yakni antara usia 10
sampai 19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia,
dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari
masa anak ke - masa dewasa.
Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu
perubahan organ-organ fisik (Organobiologik) secara cepat, dan perubahan
tersebut tidak seimbang dengan perubahan kewajiban (mental emosional).
Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya.
Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini, memandang perlu akan adanya
pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya, agar dalam
system perubahan tersebut terjadi perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi
manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani dan sosial.
Terjadinya kematangan seksual atau alat – alat
reproduksi yang berkaitan dengan system reproduksi, merupakan suatu bagian
penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena
bila timbul dorongan –dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan
perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Inilah sebabnya maka para ahli
dalam bidang ini berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria
dan wanita diperlakukan dan mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar
dapat tertangani secara tuntas (Widiyastuti, 2009 ).
2.1.2.2Tingkatan
Remaja
Batas usia remaja menurut WHO (2009) adalah 12
sampai 24 tahun menurut Depkes RI (2009) adalah antara 10 sampai 19 tahun dan
belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun.
Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi :
1.
remaja awal (early adolescence ) 10-13 tahun
2.
remaja menengah (middle adolescence) 14-16
tahun
3.
remaja akhir (late adolescence) 17-20tahun.(tarwoto
2010:1)
2.1.3 Tinjauan
umum tentang menstruasi/ haid
2.1.3.1 pengertian menstruasi
Menstruasi atau haid ialah perdarahan secara
periodik siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.
(sarwono prawirohardjo.2009.104)
Kata haid berasal dari bahasa Arab yang berarti mengalir. Sedangkan pengertian haid menurut fiqh,
adalah darah yang kelur secara alami dari rongga rahim seorang wanita pada
waktu yang diketahui dan tanpa melalui sebab. Atau menstruasi merupakan darah
kotor yang setiap bulannya keluar melalui rahim kaum wanita (yang telah cukup
umur) yang memugkinkan untuk hamil. (Ety Rachmayunita,2007:20)
Haid merupakan peristiwa alamiah yang dialami oleh
setiap wanita terhadap haid dapat berbeda-beda: wanita dengan keseimbangan
psikologis yang baik menganggap haid sebagai suatu hal yang biasa, sedangkan
pada wanita yang emosional haid sebagai hal yang dapat menimbulkan gangguan
bagi kesehatannya. Diperkirakan selama usia reproduksi wanita akan mendapatkan
haid sampai 400 kali. Banyaknya
sifat-sifat gangguannya akan sangat individual bergantung pada pandangan wanita
tersebut terhadap haid, apalagi jika haidnya tidak teratur atau bahkan tidak
teratur sama sekali. (Bambang basuki.2006 .Hal:261)
Lama
haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit,
kemudian ada yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ±
16cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah keluar lebih banyak. Kebanyakan
wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil
merasa berat di panggl dan merasa nyeri. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40
tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause). (sarwono
prawirohardjo.2009:104)
2.1.3.2 Proses menstruasi
Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi
pelepasan telur), hormon ektrogen yang dikeluarkan makin meningkat yang
menyebabkan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase
proliferasi). Peningkatan ekstrogen ini menekan pengeluaran hormon perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormon luteinizing (LH), sehingga dapat
merangsang folikel Graaf yang telah dewasa, untuk melepaskan telur yang disebut
sebagai proses ovulasi. Telur ini akan ditangkap oleh rumbai pada Tuba Fallop,
dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberi nutrisi selama 48 jam .
folikel Graaf yang mengalami ovulasi menjadi korvus rubrum dan segera menjadi
kurpus luteum dan mengeluarkan 2 macam hormon indung telur yaitu ekstrogen dan
progesteron.
Hormon ekstrogen yang menyebabkan lapisan dalam
rahim (endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk proliferasi, setelah
dirangsang oleh korvus luteum pengeluaran ekstrogen dan progesteron lapisan dalam
rahim berubah menjadi fase sekresi, sehingga pembuluh darah makin dominan dan mengeluarkan
cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum
(telur), korpus luteum mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari,
sehingga setelah kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam
rahim, oleh karena hormon ekstrogen dan progesteron berkurang sampai
menghilang. Berkurang dan menghilangnya ekstrogen dan progesteron, menyebabkan
terjadi fase vasokonstriksi (pengerutan) pembuluh darah , sehingga lapisan
dalam rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti
dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah dalam bentuk
pendarahan yang disebut “menstruasi”. Pengeluaran darah menstruasi berlangsung
antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc tanpa bekuan
darah. Bila pendarahan disertai bekuan darah menunjukkan terjadi perdarahan
banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi.
(Ida
AyuChandranita.2009:55)
2.1.3.3 Gangguan
menstruasi
Pembagian
gangguan menstruasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Gangguan dalam jumlah darah
a. Hipermenorea
(menoragia) yaitu Darah banyak keluar saat menstruasi dan Jumlah napkin lebih
dari 5 buah/hari
b. Hpomenorea
yaitu Darah kurang dengan siklus normal dan Jumlah napkin kurang dari 3
buah/hari
2.
Kelainan siklus
a. Polimenorea
yaitu siklus kurang dari 20 hari
b. Oligomenorea
yaitu siklus di atas 35 hari
c. Amenorea
yaitu terlambat menstruasi selama 3 blan berturut-turut
3.
Pendarahan diluar siklus menstruasi metroragia
4.
Gangguan lain yang menyertai menstruasi ,
yaitu;
a. Premenstrual tension
b. Mastodinia
c. Mittelschmerz
d. Dismenorea
e. Vicarious menstruation
2.1.3.4
Bentuk
keluhan terkait menstruasi
1. Gangguan
Emosional seperti mudah tersinggung,
gelisah, sukar tidur, sakit kepala dan perut kembung
2. Gangguan
yang berat seperti depresi, rasa
takut dan gangguan konsentrasi. (Ida Ayu
Chandranita.2009:59)
2.1.3.5 Siklus menstruasi / haid
siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid
yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya pendarahan disebut hari
pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya
waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka
panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal
atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari.
Panjang siklus haid yang biasa pada manusia ialah
25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar
antara 18-42 hari dan tidak teratur. Jika siklusnya kurang dari 18 hari dan
lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi
(anovatoar). (sarwono prawirohardjo.2009:103)
Siklus haid atau menstruasi yang terjadi pada
wanita tidak selamanya teratur, sebagian remaja putri mengalami masalah terkait
dengan gangguan siklus menstruasi yaitu :
a.
polimenorea Pada kelainan ini, siklus mentruasi
memendek. Siklus mentruasi yang biasanya terjadi sekitar 28 hari, pada kasus
polimenorea akan terjadi kurang dari 28 hari. Yaitu sekitar 21 hari dan darah
yang keluar bisa sama atau lebih banyak dari pada biasanya. Kelainan ini
biasanya terjadi karena adanya gangguan hormonal atau adanya endometriosis
(terdapat jaringan serupa sel rahim di luar rahim) atau adanya peradangan
b.
oligomenore Pada
kelainan ini, Siklus mentruasi menjadi lebih panjang, yaitu lebih dari 35 hari
dan perdarahanya biasanya hanya sedikit. Kelainan ini biasnya terjadi karena
adanya kelainan hormonal, gangguan gizi, dan gangguan kejiwaan seperti stres
atau karena penyakit-penyakit tertentu.
c.
amenore Keadaan
di mana tidak terjadinya mentruasi selama 3 bulan berturut-turut. Amenorea ini
di bagi 2, yaitu; Amenorea primer dan Amenorea sekunder. (Andriyani, 2012).
2.2
konsep
variabel yang diteliti
2.2.1.
Konsep dasar tentang oligomenorea
2.2.1.1. Pengertian
oligomenorea
a.
Oligomenorea merupakan salah satu kelainan siklus menstruasi dimana siklus haid
lebih panjang, lebih dari 35 hari. (sarwono prawirohardjo.2009:205)
b. olligomenorrhea atau oligomenore yaitu
tidak mendapat haid padahal sudah masuk ke
periode biasnya. Pada saat itu dia sudah beberapa kalimengalami
menstruasi, dan tidak sedang dalam keadaan hamil. (Andri
Priyatna.2009:67)
c. Kamus
kedokteran mendefenisikan oligomenore sebagai haid yang tidak teratur atau haid
yang sedikit sekali. Tetapi para dokter mencoba mempersempit defenisi tersebut
sehingga diagnosa oligomenore adalah wanita yang sebelumnya haid secara teratur
sebelum mengalami masalah haid yang datang tidak teratur.
(http://www.doktergaul.com )
Gejala dari oligomenore meliputi:
1. Periode siklus
menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali dan biasanya hanya mendapatkan haid
4-9 kali dalam setahun
2. Haid yang tidak teratur
dengan jumlah yang tidak tentu
3. Pada beberapa wanita
yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil. (Medicastore.com)
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya
fertilitas dan setres emosional pada penderita sehingga dapat memperburuk
terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan memburuk bila oligomenorea
mengarah pada fertilitas atau tanda dari keganasan (Zumrohhasanah, 2008, oligominorea, http:/www, diakses pada
tgl 02 februari 2014, jam 15:00).
2.2.1.2. Penyebab
oligomenore
Berikut ini beberapa
penyebab haid yang tidak teratur (Oligomenore) :
a.
adanya kista di indung telur , fimbroid atau masalah
rahim lainnya
b.
penyakit hipotiroid/hipertiroid ( kurang atau
berlebihnya hormon tiroid)
c.
penyakit cushing (kelenjar adrenal yang operatif)
d.
disfungsi kelenjar pititary
e.
efek samping dari obat-obatan seperti kortison
(prednison),digoxin, antikoagulan (wartarin), obat anti kolinergik, dan
obat-obatan yang berkaitan dengan otak seperti benzodiazepines (valium,
ativan), obat serotonin reuptake inhibitor/SSRI seperti prozac Effexor.
f.
Pemakaian IUD atau progestin
g.
Adanya ketidak seimbangan hormon, yaitu hormon
ekstrogen terlalu dominan di banding hormon progesteron. (Ummu Azzam.2012:56)
Oligomenorrhe
dapat juga disebabkan ketidak seimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenore yang
menetap dapat terjadi akibat
perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium
tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom
ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih
tinggi dari kadar pada wanita normal. Oligomenore dapat juga terjadi pada
stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen
dan nutrisi buruk. (http://www.scribd.com/doc/85045549/oligomenorea diakses
tanggal 10 februari 2014, jam 14.00)
Menurut dr.Suparyanto, Oligomenore
yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi
antara hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan
bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti
makan, tidur dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang
mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi
hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa
reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang
tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
2.2.1.3 Penaganan
oligomenore
a.
perbanyak komsumsi sayur dan buah sebagai sumber serat. Asupan serat
sekurang-kurangnya 20-30 gram per hari
b. minumlah
vitamin B6 (piridoksin) 50-100 mg per hari untuk 2 minggu tiap bulan.
c. minumlah
magnesium 200-400 mg per hari
d. ikuti
prosedural terapi oksigen dan program pembersihan liver
e. bila
perlu, gunakab evening primrose oil, herbal vitex, atau krim progesteron alami
bila ada dominasi ekstrogen. (Ummu Azzam.2012:57)
Menurut dr. Suparyanto, penaganan oligomenore dapat berupa Pengobatan. Berikut ini
pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya:
a.
Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja
dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
b.
Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan
nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
c.
Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk
memperbaiki ketidak seimbangan hormonal.
d.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi
mungkin diperlukan: Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen,
maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll
e.
Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan
akupuntur atau ramuan herbal.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Jenis
penelitian digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
3.2 Kerangka Konsep
Pengetahuan
remaja putri
|
|
Pengetahuan
remaja putri :
1.
Pengertian Oligomenore
2.
Penyebab Oligomenore
3.
Penaganan Oligomenore
|
|
||
1. Tahu
2. Memahami
|
||
3. Aplikasi
4. Sintesis
5. Analisis
6. Evaluasi
|
Baik
Cukup
Kurang
: Diteliti
Gambar
3.2.1
Kerangka
konsep
3.3
Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lainnya. Definisi
lain mengatakan bahwa variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat atau ukuran yang dimiliki atau didaptkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu (Natoatmodjo, 2010 :103).
Variabel
pada penelitian ini adalah remaja putri SMK Paku tentang Pengertian
Oligomenore, penyebab Oligomenore dan penaganan Oligomenore.
3.4
Definisi
Operasional
Definisi operasional
adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam
penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam
mengartikan makna penelitian. (Notoatmodjo,2010:112).
No
|
Variabel
|
Sub
variabel
|
Defenisi
operasinal
|
Alat
ukur
|
Hasil
ukur
|
Skala
|
1.
|
Pengetahuan
remaja putri tentang oligomenore
|
1. Pengertian
oligomenore
2. Penyebab
Oligomenore
3. Penaganan
oligomenore
|
Suatu
ganggua siklus haid. Dimana siklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35
hari.
Segala
sesuatu yang berhubungan dengan penyebab oligomenore
Segala
sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghentikan atau mengurangi masalah
oligomenore
|
Koesioner
Pertanyaan:
Benar
Skor
1
Salah
Skor
0
|
Baik:
76%-100%
cukup
56%-75%
Kurang :<55%
|
ordinal
|
Tabel 3.4.1
Defenisi operasional
3.5
Populasi
dan sampel
3.5.1
Populasi
Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo,
2010:115). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua remaja putri yang
terdata di SMK Paku kecematan Binuang, kabupaten Polewali mandar dari bulan
Januari sampai bulan Desember tahun 2013 yang berjumlah 257 siswa. (data SMK Paku,2013)
3.5.2
Sampel
Sampel
adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa
mewakili atau memenuhi populasi. (Nursalam dan pariami,2006).
Rumus sampel:
N
1+N (d²)
Dalam
penelitian ini sampelnya adalah remaja putri yang terdaftar di SMK Paku
berjumlah 72 orang.
3.5.3
Tekhnik
sampling
Tekhnik
sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian
dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada. Adapun tekhnik sampel yang diambil adalah Random sampling yaitu teknik sampling
yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota
populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh
diharapkan merupakan sampel yang representatif. (Tatang M. amirin,2009)
Rumus sampling :
n
N
Kelas
|
Polpulasi
|
sampel
|
1
2
3
|
92
85
80
|
92
257
85
257
80
257
|
Jumlah
|
257
|
72
orang
|
Gambar 3.5.3.1
3.6
Pengumpulan
data dan Analisa
Pengumpulan
data adalah proses pendekatan kepada sabjek dan proses pengumpulan karaktek
subjek yang diperlukan. (Nursalam,2003).
Dalam penelitian ada dua data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data
sekunder.
3.6.1
Pengumpulan
data
3.6.1.1 Data
primer
Data
primer adalah data yang diambil dari sumber data secara langsung oleh peneliti
atau yang diwakilinya. Dimana peneliti melakukan pengukurn sendiri yaitu berupa
koesioner. (jonikriswanto,2008)
3.6.2.1. Data
sekunder
Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan
penelitian ini yaitu di SMK Paku.
3.6.2
Waktu
dan tempat
Penelitian
akan dilakukan di SMK Paku dan akan dilaksanakan pada bulan Maret - Mei tahun 2014
3.6.2
Rencana
pengolahan data
3.6.3.1. Instrumen penelitian
Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah koesioner.
Koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan dalam pribadinya atau hal-hal yang
dia ketahui. (Arikunto,2006:151)
Koesioner
yang disusun secara terstruktur dan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan
konsep teoritisnya dengan jumlah 30 pertanyaan, yaitu 10 pertanyaan tentang
pengertian Oligomenore, 10 pertanyaan tentang penyebab Oligomenore dan 10
pertanyaan tentang penaganan Oligomenore.
Sebelum
digunakan untuk mengumpulkan data dilapangan, koesioner perlu dilakukan Uji
validitas dan Uji reabilitas yaitu di SPP-SMK Rea Timur.
a.
Uji validitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan dan suatu
instrumen. (Arikunto,2006:168). Uji validitas dengan menggunakan tekhnik
korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
ɼ XY = å XY
å (å x2) (å y2)
Keterangan
:
r
= Koefisien kerelasi
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
b.
Uji reabilitas
Menunjuk
pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
(Arikunto,2006:178). Bisa digunakan rumus spearman Brown, yaitu :
2
x r 1/21/2
r11
= ( 1 + r
1/21/2 )
Keterangan :
r11 : Koefisien
reliabilitas internal seluruh item
r1/21/2 :
rxy
korelasi produk
momen antara belahan
3.6.3.2
Cara penelitian angket
Bila
responden menjawab Benar maka diberi Skor 1 (satu) dan bila menjawab salah maka
diberi Skor 0 (nol)
3.6.3.3
Pengelolaan data
a. Editing data
yaitu
meneliti setiap pertanyaan yang telah diisi untuk melihat kelengkapan data.
b. Coding data
Dilakukan
guna memudahkan dalam mengolah data, langkah digunakan adalah memberikan kode
angka yang telah ditentukan penulis.
c. Entri data
Adalah
perumusan data dalam program pengolahan data melalui software yang dipilih penulis.
d.
Cleaning
Data
Yaitu
pengecekan terakhir terhadap data yang sudah diberi untuk memastikan adanya
kesalahan data, selanjutnya untuk melakukan pengolahan data hasil penelitian
dari setiap jawaban berdasarkan kuesioner.
e.
Tabulating
Melakukan
pengolahan data berdasarkan hasil kuesioner untuk mempermudah hasil pemahaman,
maka data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.
3.6.3
Analisi
data
Teknik analisa
data aspek pengetahuan adalah menggunakan prosentase. Selanjutnya data
ditabulasi, diinterventasi kemudian diproses secara statistic dengan
menggunakan rumus :
P = N X 100%
X
Keterangan :
P : Persentase
N : Jumlah alternatis jawaban yang
benar
X : Jumlah keseluruhan soal
Hasil perhitungan persentase dimasukkan
kedalam stndar criteria object :
a. 76%
- 100% = Baik
b. 56%
- 75 % = Cukup
c. <55% = Kurang
3.7.
Etik
dalam penelitian
Dalam
melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi objek penelitian, maka
peneliti harus memahami hak-hak manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan dirinya sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar
menjunjung tinggi kebebasan manusia. (Alimul Aziz,2007), Oleh karena itu perlu
diperhatikan :
3.7.1
voluntary
(keinginan sendiri)
Peneliti
harus bersifat sukarela tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung
maupun tidak langsung, atau paksaan secara halus atau adanya ketergantungan.
3.7.2 Informed consent (Lembar
persetujuan)
Informed consent adalah merupakan
bentuk persejuan antara peneliti dan responden peneliti dengan memberikan
lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian., mengetahui dampaknya.
3.7.3 Anonymity (Tanpa
nama)
Masalah
etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam menggunakan
subjek penelitian dalam dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar ukur dan hanya kode pada pengumpulan data dan atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3.7.4 Condfidentiality (Kerahasiaan)
Masalah
ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik itu informasi maupun masalah-masalah lainnya. Hanya kelompok
atau data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJ PUTRI TENTANG
OLIGOMENORE DI SMK PAKU
POLEWALI MANDAR
TAHUN 2014
Petunjuk pengisian koesioner
1. Bacalah
baik-baik setiap pertanyaan dan alternatif jawaban yang benar telah tersedia
2. Pilih
salah satu jawaban yang paling tepat
A.
Pertanyaan
tentang pengertian
1. Apa
yang dimaksud dengan oligomenore?
a. siklus
yang kurang dari 20 hari
b. terlambat
menstruasi selama 3 bulan berturut-turut
c. siklus
diatas 35 hari
2. Gejala
apa saja yang dirasakan oleh penderita Oligomenore?
a. Periode
siklus menstruasi yang lebihdari 35 hari, haid yang datang tidak teratur serta
terkadang mengalami kesulitan untuk hamil
b. Periode
siklus menstruasi yang tidak pernah mendapatkan haid selam 3 bulan
berturut-turut dan merasakan nyeri perut
c. Periode
siklus menstruasi yang kurang dari 20 hari dan terkadang merasakan sakit kepala
dan stres
3. Oligomenore
adalah gangguan ?
a. Siklus
menstruasi
b. Gangguan
dalam jumlah darah
c. Pendarahan
diluar haid
4. Oligomenore
biasa juga disebut dengan istilah?
a. Haid
yang datang tidak teratur
b. Haid
yang datang teratur
c. Haid
yang datang terlalu cepat
5. Apa
saja keluhan-keluhan oligomenore?
a. Haid
yang datang terlambat dan sedikit
b. Haid
yang datang terlambat dan banyak
c. Haid
yang datang cepat dan sedikit
6. Jika
ada wanita yang siklus haidnya lebih panjang lebih dari 35 hari maka ia di
sebut mengalami?
a. Oligomenore
b. Polimenore
c. Amenore
7. Manakah
yang merupakan perbedaan antara oligomenore dan amenore?
a. Oligomenore
adalah siklus haid yang teratur sedangkan amenore adalah haid yang datang tidak
teratur
b. Oligomenore
adalah siklus haid yang lebih dari 35 sedangkan amenore siklus haid kurang dari
20 hari
c. Oligomenore
adalah siklus haid yang lebih dari 35 hari sedangkan amenore haid yang tidak
datang selama 3 bulan berturut-turut.
8. Oligomenore
biasanya menyerang kaum?
a. Perempuan
b. Laki-laki
c. Keduanya
9. Diagnosa
oligomenore adalah?
a. Haid
yang sebelumnya teratur kemudian tidak teratur
b. Haid
yang sebelumnya tidak teratur kemudian teratur
c. Haid
yang tidak pernah teratur
10. Seorang
wanita dikatakan mengalami oligomenore apabila?
a. Sebelumnya
tidak mendapat haid padahal sudah masuk ke periode biasanya dan pada saat itu
sudah mengalami haid beberapa kali serta tidak dalam keadaan hamil.
b. Sebelumnya
ia tidak pernah mengalami haid sama sekali
c. Sebelumnya
mendapat haid kemudian berhenti dalam beberapa hari lalu mendapatkan haid
kembali
B.
Pertanyaan
tentang penyebab
11. Apakah
yang dimaksud dengan penyebab oligomenore?
a. Segala
sesuatu yang memungkinkan wanita mengalami masalah siklus menstruasi
b. Segala
sesuatu yang dapat memungkinkan wanita pusing dengan keadaan hormonnya
c. Segala
sesuatu yang menyebabkan wanita stress dan bingung.
12. Manakah
dibawah ini yang bukan penyebab dari oligomenore?
a. Adanya
ketidak seimbangan hormon, yaitu hormon ekstrogen terlalu dominan dibanding
hormon progesteron
b. Adanya
kista di indung telur atau masalah rahim lainnya
c. Efek
samping dari pengguanaan obat-obatan
d. Terlalu
banyak tidur dan makan
13. Kurangnya
Sinkronisasi hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur dapat menyebabkan
seorang wanita mengalami ?
a. Masalah
polimenore
b. Masalah
nyeri haid
c. Masalah
hipermenore
14. Sindrom
ovarium polikistik adalah salah satu penyebab dari oligomenore karena?
a. Menghasilkan
anrogen yang lebih tinggi
b. Menghasilkan
progesteron yang lebih tinggi
c. Menghasilkan
ekstrogen yang lebih tinggi
15. Apakah
komplikasi yang palig berbahaya apabila penyebab oligomenore tidak ditangani
dengan cepat dan tepat ?
a. Terganggunya
fertilitas dan gangguan emosional
b. Terganggunya
aktifitas sehari-hari
c. Terganggunya
masalah pelajaran
16. Penyebab
umum oligomenore pada remaja adalah?
a. Stres
b. Sering
keluar malam
c. Sering
menggunakan pakaian yang ketat
17. Obat-obatan
apa sajakah yang dapat menyebabkan oligomenore
a. obat-obat
yang terkait dengan otak seperti benzodiazepines (valium, ativan)
b. obat-obatan
analgetik
c. obat-obatan
antibiotik
18. oligomenore pada remaja sering disebabkan
karena ?
a. Kurangnya
Sinkronisasi hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur
b. Kurangnya
nafsu makan
c. Kurangnya
pengetahuan tentang personal hygine
19. Bila
siklus haid seseorang tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh?
a. Pengaruh
psikis atau pengaruh penyakit
b. Pengaruh
pertumbuhan badan
c. Pengaruh
masalah diluar sekolah
20. mengapa stres dapat
menyebabkan seseorang mengalami haid yang tidak teratur?
a. Karena
Hormon stres, kortisol berdampak pada jumlah estrogen dan progesteron dalam
tubuh (Jumlah hormon yang terlalu banyak dalam darah)
b. Karena
hormon hipotalamus lebih meningkat
c. Karena
hormon ekstrogen dan progesteron menurun
C.
Pertanyaan
tentang penaganan
20. apakah
pengertian dari penaganan oligomenore?
a. Upaya
yang dilakukan untuk menghentikan atau menurunkan masalah haid yang datang
tidak teratur
b. Upaya
yang dilakukan untuk menghentikan pendarah yang berlebih
c. Upaya
untuk menghentikan nyeri perut saat haid
21. Penaganan
atau pengobatan oligomenore tergantung pada ?
a. Keinginan
pasien
b. Kemampuan
materi pasien untuk memilih pengobatan
c. Penyebabnya.
22. Penaganan
oligomenore dapat berupa?
a. Pengobatan
b. Penggunaan
alat kontrasepsi
c. penggunaan
softex saat haid
23. pengobatan
alternatif oligomenore dapat menggunakan ?
a. minum
jamu anti kuat
b. akupuntur
atau ramuan herbal
c. berurut
ke dukun
24. bagaimanakah
cara penaganan oligomenore pada wanita yang mengalami gangguan nutrisi?
a. Perbaiki
status gizi
b. Perbanyak
minum air
c. Perbanyak
konsumsi obat-obatan anti nyeri
25. Apakah
manfaat pil untuk penaganan oligomenore ?
a. Untuk
menjaga bentuk tubuh wanita
b. Untuk
menambah stamina pada wanita
c. Untuk
memperbaiki ketidak seimbangan hormon
26. Bagaimanakah
cara penaganan oligomenore pada wanita yang mengalami tumor ?
a. Melakukan
suntik insulin
b. Melakukan
tindakan operasi dan kemoterapi
c. Meminum
banyak obat
27. Vitamin
apakah yang baik untuk penaganan oligomenore?
a. Vitamin
B
b. Vitamin
B6
c. Vitamin
C
28. Berapa
banyakkah asupan serat yang dibutuhkan tubuh untuk mengobati haid yang datang
tidak teratur ?
a. ±
20-30 gram/hari
b. ±
20-35 gram / hari
c. ±
30-60 gram / hari
29. Oligomenore
memerlukan penaganan dengan cepat karena ?
a. Berdampak
pada fertilitas
b. Berdampak
pada tumbuh kembang
c. Berdampak
pada tingkat pengetahuan
30. Oligomenore
sering diobati dengan pil KB karena ?
a. Pil
KB memperbaiki kinerja otak seseorang
b. Pil
KB mudah dijumpai di apotik
c. Pil
KB memperbaiki ketidak seimbangan hormon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar