Minggu, 16 Februari 2014

KTI Oligomenore (haid yang tidak teratur)




 
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal (early adolescence ) 10-13 tahun, remaja menengah (middle adolescence) 14-16 tahun dan remaja akhir (late adolescence) 17-20tahun.(tarwoto 2010:1)
Menurut WHO remaja (Adolescence) adalah priode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa bangsa (PBB) menyebutkan kaum muda (Youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Menurut the healt resources and services administrations guidelines Amerika Serikat, usia remaja adalah 11 sampai 21 tahun. Masa remaja akan di awali dengan  masa pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir sudah ada kemampuan reproduksi, pada tahap ini remaja mengalami suatu perubahan fisik, emosional, sosial sebagai ciri dalam masa pubertas, dan kondisi lingkungan dan gizi juga mempengaruhi cepatnya pertumbuhan remaja, masa pubertas ditandai dengan datangnya masa menstruasi
Biro Pusat statistic mencatat populasi remaja indonesia sebesar  30%  dari  200  juta  penduduk  (Perdede,  2002).  Tahun  2008,  data  profil kesehatan  Indonesia  mencatat  penduduk  Indonesia  yang  tergolong  usia  10-19  tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan (Depkes, 2008). 
Pada remaja wanita umumnya mengalami mentruasi. Menstruasi yang terjadi pertama kali merupakan tanda bahwa seorang sedang mengalami pubertas. Pada masa ini, kadar luteinizing hormone dan follicle stimulating hormone akan meningkat sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan dimulainya siklus mentruasi. Menstruasi atau yang kita kenal dengan istilah haid adalah peristiwa alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena lepasnya lapisan endometrium uterus. Haid biasanya terjadi setiap bulan dengan siklus setiap orang berbeda, ada yang 28 hari, ada yang kurang atau bahkan lebih dari itu antara usia remaja sampai menopause.(andira, 2010:30)
Kejadian menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang mempunyai  sistem saraf pusat dengan pancaindranya, sistem hormonal, perubahan pada  ovarium  dan uterus, serta rangsangan  estrogen  dan  progesterone  pada pancaindra langsung pada hipotalamus  dan melalui perubahan emosi. Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap hipotalamus
Kesehatan reproduksi remaja khususnya remaja wanita erat kaitannya dengan menstruasi. Dimana tidak setiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Umumnya  sebagian  perempuan  mengalami  ketidaknyamanan  yang dirasakan  sebelum  menstruasi  dengan  gejala  bervariasi,  sehingga  mampu mengganggu  aktivitas  sehari-hari.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Pelayanan Kesehatan  Ramah  Remaja  (PKRR)  dibawah  naungan  WHO  tahun  2005 menyebutkan  bahwa  permasalahan  remaja  di  Indonesia  adalah  seputar permasalahan  mengenai  gangguan  menstruasi  (38,45%),  masalah  gizi  yang berhubungan  dengan  anemia  (20,3%),  gangguan  belajar  (19,7%),  gangguan psikologis (0,7%), sertya masalah kegemukan (0,5%)
Wanita akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali (amenorea). Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti keadaan    keadaan stress dan gangguan emosi atau gangguan biologik dan psikologik. Siklus menstruasi mempunyai hubungan tertentu terhadap keadaan fisik dan psikologik wanita
Para remaja putri pada masa awal menstruasi sering mengalami haid datang tidak teratur tiap bulannya. Haid yang datang tidak teratur disebut juga oligomenore. Oligomenore adalah kondisi wanita yang sebelumnya haid teratur sebelum mengalami masalah haid yang datang tidak teratur.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya, sehingga akan mengalami haid 4-9 kali dalam setahun. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Komplikasi yang paling menakutkan pada wanita yang mengalami siklus haid yang tidak normal atau oligomenore adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. (Medicastore.com)
Menurut laporan WHO (2008) prevalensi oligomenore pada wanita sekitar 45%. Penelitian Bieniasz J et al, dalam Sianipar et al (2011) mendapatkan prevalensi gangguan menstruasi di dunia ditaksirkan amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%.
Kelaianan siklus menstruasi Oligomenorea di Indonesia menyerang 16,7% remaja menurut Penelitian Siegberg dkk,2007)
Menurut Wolfenden (2010), dalam Putri (2011: 7)  siklus mentruasi yang tidak teratur seperti oligomenore dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti  Stres, beban pikiran atau stress sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk periode menstruasi.Stress tahap I merupakan tahapan stress yang paling ringan,stress tahap II timbul keluhan-keluhan,stress tahap III keluhan semakin nyata,stress tahap IV untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit,stress tahap V kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam,stress tahapan VI tahapan klimaks seseorang mengalami serangan panik. Kondisi pikiran yang tidak stabil dapat menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol. Hal ini berefek pada estrogen, progesteron dan menurunkan produksi Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) sehingga menghambat terjadinya ovulasi atau menstruasi.
Penelitian Isnaeni (2010) yang dilakukan  terhadap 89 responden  di SMK Paku, didapatkan bahwa sebagian besar responden (64,9%) memiliki Siklus menstruasi yang normal dan sebanyak 35,1% mengalami siklus menstruasi Terganggu yaitu polimenore 23,1%, oligomenore 69,2% dan amenore 7,7%.
Hasil wawancara dari Kepala sekolah dan Guru BP di SMK Paku, di dapatkan data siswa kelas 1, 2 dan 3 sebanyak 562 siswa, siswa laki-laki sebanyak  305 dan siswa perempuan sebanyak 257. (profil SMK Paku kecematan Binuang kabupaten polewali mandar tahun 2014)
Berdasarkan Study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 09 januari 2014 yang bertempat di SMK Paku, Hasil angket dan wawancara terstruktur terhadap 21 siswi SMK menunjukkan bahwa keluhan terbesar yaitu oligomenore 12 siswi (57%), dan 9 siswi (43%) mengalami polimenore. Hasil wawancara dengan 12 remaja putri yang menyatakan mengalami oligomenore 8 diantaranya menyatakan siklus menstruasinya tidak teratur mulai dari pertama kali haid dan 4 diantaranya menyatakan mengalami haid yang tidak teratur sejak kelas 2 SMK.
Berdasarkan latar belakang  di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan remaja putri tentang oligomenore di SMK  Paku kecematan binuang kabupaten polewali mandar ”.
1.2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri di SMK Paku kecematan Binuang kabupaten Polewali Mandar tentang oligomenore?
1.3.   Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri  tentang oligomenoredi  SMK Paku kecematan Binuang kabupaten Polewali Mandar



1.3.2        Tujuan Khusus
1.3.2.1           Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang pengertian oligomenore
1.3.2.2           Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang penyebab oligomenore
1.3.2.3           Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaj putri tentang penaganan oligomenore
1.4.   Manfaat
1.4.1        Manfaat teoritis
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi kontribusi/kajian wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya tentang Gambaran masalah siklus haid yaitu oligomenore
1.4.2        Manfaat praktis
1.4.2.1  Bagi institusi
Diharapkan hasil penelitian dapat menambah bahan perpustakaan dan pengetahuan bagi Mahasiswa Akademi kebidanan pada umumnya dan Akademi Kebidanan Stikes Bina Generasi Polewali Mandar pada khususnya
1.4.2.2  Bagi penulis
Menambah  pengalaman dan pengetahuan kepada penulis tentang pemahaman penelitian terhadap masalah oligomenore pada remaja putri serta pengetahuan tentang karya tulis ilmiah
1.4.2.3  Bagi tempat penelitian
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang oligomenore, penyebab oligomenore dan cara penanganan oligomenore pada remaja putri
1.4.2.4  Bagi pembaca
Menambah pengetahuan dan masukan tentang masalah siklus menstruasi khususnya pengertian oligomenore serta penyebab dan penaganan oligomenore

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Konsep Dasar
2.1.1   Tinjauan tentang Pengetahuan
2.1.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil  ‘Tahu’ dari manusia dan terjadi setelah seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, rasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoadmodjo soekidj.2007:143)
pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.  Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoatmodjo.2010)



2.1.1.2  Tingkatan pengetahuan
1.    Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2.    Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3.    Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan hasil penelitian.

4.    Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5.    Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6.    Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.  Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.  Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur, dapat disesuaikan dengan tingkat domain di atas.(Notoatmojo, 2010).
2.1.1.3  faktor-faktor yang mempengeruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1.      Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan dan kematian didalam hampir semua kesadaran menunjukkan hubungan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan maupun kematian menurut golongan umur personal yang dihadapi adalah apakah umur yang di laporkan tepat, apakah panjang interval dalam pengelompokan cukup umur tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan dan kematian, atau apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian orang lain.
2.      Pendidikan
Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar dengan tujuan akan terjadai perubahan perilaku,yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat.
3.      Sumber-sumber informasi
Sumber informasi adalah semua bentuk informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan pasien, sumber informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas kesehatan. Stimulasi tentang suatu penyakit dan melakukan sosialis tentang pemakaian produk-produk baru kesehatan, sedangkat informasi melalui media massa adalah media elektronik, media cetak, maupun billboard (berisi informasi kesehatan yang dipasang di pinggir jalan). Sumber informasi kesehatan yang tepat mempunyi peran yang besar dalam meningkatkan pengetahuan individu seseorang (Notoatmodjo 2003).
2.1.2   Tinjauan tentang Remaja
2.1.2.1 Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin Adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis, masa remaja yakni antara usia 10 sampai 19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke - masa dewasa.
Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (Organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kewajiban (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini, memandang perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya, agar dalam system perubahan tersebut terjadi perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani dan sosial.  
Terjadinya kematangan seksual atau alat – alat reproduksi yang berkaitan dengan system reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan –dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Inilah sebabnya maka para ahli dalam bidang ini berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan wanita diperlakukan dan mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar dapat tertangani secara tuntas (Widiyastuti, 2009 ).
2.1.2.2Tingkatan Remaja
Batas usia remaja menurut WHO (2009) adalah 12 sampai 24 tahun menurut Depkes RI (2009) adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun.
Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi :
1.         remaja awal (early adolescence ) 10-13 tahun
2.         remaja menengah (middle adolescence) 14-16 tahun
3.         remaja akhir (late adolescence) 17-20tahun.(tarwoto 2010:1)
2.1.3   Tinjauan umum tentang menstruasi/ haid
2.1.3.1 pengertian menstruasi
Menstruasi atau haid ialah perdarahan secara periodik siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. (sarwono prawirohardjo.2009.104)
Kata haid berasal dari bahasa Arab yang berarti mengalir. Sedangkan pengertian haid menurut fiqh, adalah darah yang kelur secara alami dari rongga rahim seorang wanita pada waktu yang diketahui dan tanpa melalui sebab. Atau menstruasi merupakan darah kotor yang setiap bulannya keluar melalui rahim kaum wanita (yang telah cukup umur) yang memugkinkan untuk hamil. (Ety Rachmayunita,2007:20)
Haid merupakan peristiwa alamiah yang dialami oleh setiap wanita terhadap haid dapat berbeda-beda: wanita dengan keseimbangan psikologis yang baik menganggap haid sebagai suatu hal yang biasa, sedangkan pada wanita yang emosional haid sebagai hal yang dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatannya. Diperkirakan selama usia reproduksi wanita akan mendapatkan haid sampai 400 kali.  Banyaknya sifat-sifat gangguannya akan sangat individual bergantung pada pandangan wanita tersebut terhadap haid, apalagi jika haidnya tidak teratur atau bahkan tidak teratur sama sekali. (Bambang basuki.2006 .Hal:261)
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit, kemudian ada yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah keluar lebih banyak. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggl dan merasa nyeri. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause). (sarwono prawirohardjo.2009:104)
2.1.3.2 Proses menstruasi
Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur), hormon ektrogen yang dikeluarkan makin meningkat yang menyebabkan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi). Peningkatan ekstrogen ini menekan pengeluaran hormon perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormon luteinizing (LH), sehingga dapat merangsang folikel Graaf yang telah dewasa, untuk melepaskan telur yang disebut sebagai proses ovulasi. Telur ini akan ditangkap oleh rumbai pada Tuba Fallop, dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberi nutrisi selama 48 jam . folikel Graaf yang mengalami ovulasi menjadi korvus rubrum dan segera menjadi kurpus luteum dan mengeluarkan 2 macam hormon indung telur yaitu ekstrogen dan progesteron.
Hormon ekstrogen yang menyebabkan lapisan dalam rahim (endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk proliferasi, setelah dirangsang oleh korvus luteum pengeluaran ekstrogen dan progesteron lapisan dalam rahim berubah menjadi fase sekresi, sehingga pembuluh darah makin dominan dan mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum (telur), korpus luteum mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim, oleh karena hormon ekstrogen dan progesteron berkurang sampai menghilang. Berkurang dan menghilangnya ekstrogen dan progesteron, menyebabkan terjadi fase vasokonstriksi (pengerutan) pembuluh darah , sehingga lapisan dalam rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah dalam bentuk pendarahan yang disebut “menstruasi”. Pengeluaran darah menstruasi berlangsung antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc tanpa bekuan darah. Bila pendarahan disertai bekuan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi.
(Ida AyuChandranita.2009:55)
2.1.3.3  Gangguan menstruasi
Pembagian gangguan menstruasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.         Gangguan dalam jumlah darah
a. Hipermenorea (menoragia) yaitu Darah banyak keluar saat menstruasi dan Jumlah napkin lebih dari 5 buah/hari
b. Hpomenorea yaitu Darah kurang dengan siklus normal dan Jumlah napkin kurang dari 3 buah/hari
2.         Kelainan siklus
a.    Polimenorea yaitu  siklus kurang dari 20 hari
b.    Oligomenorea yaitu siklus di atas 35 hari
c.    Amenorea yaitu terlambat menstruasi selama 3 blan berturut-turut
3.         Pendarahan diluar siklus menstruasi metroragia
4.         Gangguan lain yang menyertai menstruasi , yaitu;
a.    Premenstrual tension
b.    Mastodinia
c.    Mittelschmerz
d.   Dismenorea
e.    Vicarious menstruation
2.1.3.4  Bentuk keluhan terkait menstruasi
1.    Gangguan Emosional seperti mudah tersinggung, gelisah, sukar tidur, sakit kepala dan perut kembung
2.    Gangguan yang berat seperti depresi, rasa takut dan gangguan konsentrasi.  (Ida Ayu Chandranita.2009:59)
2.1.3.5   Siklus menstruasi / haid  
siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya pendarahan disebut hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari.
Panjang siklus haid yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari dan tidak teratur. Jika siklusnya kurang dari 18 hari dan lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovatoar). (sarwono prawirohardjo.2009:103)
Siklus haid atau menstruasi yang terjadi pada wanita tidak selamanya teratur, sebagian remaja putri mengalami masalah terkait dengan gangguan siklus menstruasi yaitu :
a.         polimenorea Pada kelainan ini, siklus mentruasi memendek. Siklus mentruasi yang biasanya terjadi sekitar 28 hari, pada kasus polimenorea akan terjadi kurang dari 28 hari. Yaitu sekitar 21 hari dan darah yang keluar bisa sama atau lebih banyak dari pada biasanya. Kelainan ini biasanya terjadi karena adanya gangguan hormonal atau adanya endometriosis (terdapat jaringan serupa sel rahim di luar rahim) atau adanya peradangan
b.         oligomenore Pada kelainan ini, Siklus mentruasi menjadi lebih panjang, yaitu lebih dari 35 hari dan perdarahanya biasanya hanya sedikit. Kelainan ini biasnya terjadi karena adanya kelainan hormonal, gangguan gizi, dan gangguan kejiwaan seperti stres atau karena penyakit-penyakit tertentu.
c.         amenore Keadaan di mana tidak terjadinya mentruasi selama 3 bulan berturut-turut. Amenorea ini di bagi 2, yaitu; Amenorea primer dan Amenorea sekunder. (Andriyani, 2012).
2.2    konsep variabel yang diteliti
2.2.1. Konsep dasar tentang oligomenorea
2.2.1.1. Pengertian oligomenorea
a. Oligomenorea merupakan salah satu kelainan siklus menstruasi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. (sarwono prawirohardjo.2009:205)
b. olligomenorrhea atau oligomenore yaitu tidak mendapat haid padahal sudah masuk ke  periode biasnya. Pada saat itu dia sudah beberapa kalimengalami menstruasi,  dan tidak  sedang dalam keadaan hamil. (Andri Priyatna.2009:67)
c. Kamus kedokteran mendefenisikan oligomenore sebagai haid yang tidak teratur atau haid yang sedikit sekali. Tetapi para dokter mencoba mempersempit defenisi tersebut sehingga diagnosa oligomenore adalah wanita yang sebelumnya haid secara teratur sebelum mengalami masalah haid yang datang tidak teratur. (http://www.doktergaul.com )
Gejala dari oligomenore meliputi:
1.     Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali dan biasanya hanya mendapatkan haid 4-9 kali dalam setahun
2.     Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu
3.     Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil. (Medicastore.com)
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan setres emosional pada penderita sehingga dapat memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan memburuk bila oligomenorea mengarah pada fertilitas atau tanda dari keganasan (Zumrohhasanah, 2008, oligominorea, http:/www, diakses pada tgl 02 februari 2014, jam 15:00).
2.2.1.2. Penyebab oligomenore
Berikut ini beberapa penyebab haid yang tidak teratur (Oligomenore) :
a.    adanya kista di indung telur , fimbroid atau masalah rahim lainnya
b.    penyakit hipotiroid/hipertiroid ( kurang atau berlebihnya hormon tiroid)
c.    penyakit cushing (kelenjar adrenal yang operatif)
d.   disfungsi kelenjar pititary
e.    efek samping dari obat-obatan seperti kortison (prednison),digoxin, antikoagulan (wartarin), obat anti kolinergik, dan obat-obatan yang berkaitan dengan otak seperti benzodiazepines (valium, ativan), obat serotonin reuptake inhibitor/SSRI seperti prozac Effexor.
f.     Pemakaian IUD atau progestin
g.    Adanya ketidak seimbangan hormon, yaitu hormon ekstrogen terlalu dominan di banding hormon progesteron. (Ummu Azzam.2012:56)
Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidak seimbangan  hormonal  seperti pada awal pubertas. Oligomenore yang menetap  dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun  perpanjang  kedua  stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh  pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.  Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadar pada wanita normal. Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk.                                               (http://www.scribd.com/doc/85045549/oligomenorea diakses tanggal 10 februari 2014, jam 14.00)
Menurut dr.Suparyanto, Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti makan, tidur dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
2.2.1.3   Penaganan oligomenore
a. perbanyak komsumsi sayur dan buah sebagai sumber serat. Asupan serat sekurang-kurangnya 20-30 gram per hari
b. minumlah vitamin B6 (piridoksin) 50-100 mg per hari untuk 2 minggu tiap bulan.
c. minumlah magnesium 200-400 mg per hari
d. ikuti prosedural terapi oksigen dan program pembersihan liver
e. bila perlu, gunakab evening primrose oil, herbal vitex, atau krim progesteron alami bila ada dominasi ekstrogen. (Ummu Azzam.2012:57)
Menurut dr. Suparyanto, penaganan oligomenore dapat berupa Pengobatan. Berikut ini pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya:
a.       Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
b.      Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
c.       Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidak seimbangan hormonal.
d.      Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan: Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll
e.       Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1     Rancangan Penelitian
     Jenis penelitian digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
3.2     Kerangka Konsep                                                                              
Pengetahuan
remaja putri

Pengetahuan remaja putri :

1.    Pengertian Oligomenore
2.    Penyebab Oligomenore
3.    Penaganan Oligomenore
1.      Tahu
2.      Memahami
3.      Aplikasi
4.      Sintesis
5.      Analisis
6.      Evaluasi


     Baik
          Cukup
          Kurang
                                    : Diteliti



























 
Text Box:  : Berpengaruh
         
Gambar 3.2.1
Kerangka konsep

3.3         Variabel Penelitian
            Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lainnya. Definisi lain mengatakan bahwa variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didaptkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Natoatmodjo, 2010 :103).
            Variabel pada penelitian ini adalah remaja putri SMK Paku tentang Pengertian Oligomenore, penyebab Oligomenore dan penaganan Oligomenore.
3.4         Definisi Operasional
  Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Notoatmodjo,2010:112).








No
Variabel
Sub variabel
Defenisi operasinal
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
1.
Pengetahuan remaja putri tentang oligomenore
1.     Pengertian oligomenore





2.     Penyebab Oligomenore





3.     Penaganan oligomenore
Suatu ganggua siklus haid. Dimana siklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35 hari.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan penyebab oligomenore

Segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghentikan atau mengurangi masalah oligomenore
Koesioner

Pertanyaan:
Benar
Skor 1

Salah
Skor
0
Baik:
76%-100%


cukup
56%-75%



Kurang :<55%
ordinal

Tabel 3.4.1
Defenisi operasional
3.5         Populasi dan sampel
3.5.1             Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010:115). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua remaja putri yang terdata di SMK Paku kecematan Binuang, kabupaten Polewali mandar dari bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2013 yang berjumlah 257 siswa. (data SMK Paku,2013)
3.5.2             Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa mewakili atau memenuhi populasi. (Nursalam dan pariami,2006).
Rumus sampel:
Text Box: n = N
1+N (d²)

Dalam penelitian ini sampelnya adalah remaja putri yang terdaftar di SMK Paku berjumlah 72 orang.
3.5.3             Tekhnik sampling
Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Adapun tekhnik sampel yang diambil adalah Random sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi  sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. (Tatang M. amirin,2009)
Rumus sampling :
Text Box: x nn
N
Kelas
Polpulasi
sampel
1

2

3
92

85

80
Text Box: x 72 = 2692
257

Text Box: x 72 = 2485
257

Text Box: x 72 = 2280
257
Jumlah
257
72 orang
                                                  
Gambar 3.5.3.1

3.6         Pengumpulan data dan Analisa
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada sabjek dan proses pengumpulan karaktek subjek yang diperlukan. (Nursalam,2003). Dalam penelitian ada dua data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.
3.6.1        Pengumpulan data
3.6.1.1  Data primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data secara langsung oleh peneliti atau yang diwakilinya. Dimana peneliti melakukan pengukurn sendiri yaitu berupa koesioner. (jonikriswanto,2008)
3.6.2.1.      Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu di SMK Paku.
3.6.2        Waktu dan tempat
Penelitian akan dilakukan di SMK Paku dan akan dilaksanakan pada bulan Maret -  Mei tahun 2014
3.6.2        Rencana pengolahan data
3.6.3.1.  Instrumen penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah koesioner. Koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan dalam pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui. (Arikunto,2006:151)
Koesioner yang disusun secara terstruktur dan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan konsep teoritisnya dengan jumlah 30 pertanyaan, yaitu 10 pertanyaan tentang pengertian Oligomenore, 10 pertanyaan tentang penyebab Oligomenore dan 10 pertanyaan tentang penaganan Oligomenore.
Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data dilapangan, koesioner perlu dilakukan Uji validitas dan Uji reabilitas yaitu di SPP-SMK Rea Timur.
a.         Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan dan suatu instrumen. (Arikunto,2006:168). Uji validitas dengan menggunakan tekhnik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
  ɼ XY   =            Ã¥ XY          
              
                             Ã¥    (Ã¥ x2) (Ã¥ y2)

Keterangan :
r       = Koefisien kerelasi
x      = Variabel bebas
y      = Variabel terikat
b.         Uji reabilitas
Menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto,2006:178). Bisa digunakan rumus spearman Brown, yaitu :
                                         2 x r 1/21/2
                 r11 =   ( 1 + r 1/21/2 )
     Keterangan :
     r11                           : Koefisien reliabilitas internal seluruh item
     r1/21/2                     : rxy  korelasi produk momen antara belahan
3.6.3.2   Cara penelitian angket
Bila responden menjawab Benar maka diberi Skor 1 (satu) dan bila menjawab salah maka diberi Skor 0 (nol)
3.6.3.3   Pengelolaan data
a.       Editing data
yaitu meneliti setiap pertanyaan yang telah diisi untuk melihat kelengkapan data.
b.      Coding data
Dilakukan guna memudahkan dalam mengolah data, langkah digunakan adalah memberikan kode angka yang telah ditentukan penulis.
c.       Entri data           
Adalah perumusan data dalam program pengolahan data melalui software yang dipilih penulis.
d.      Cleaning Data
Yaitu pengecekan terakhir terhadap data yang sudah diberi untuk memastikan adanya kesalahan data, selanjutnya untuk melakukan pengolahan data hasil penelitian dari setiap jawaban berdasarkan kuesioner.
e.       Tabulating
         Melakukan pengolahan data berdasarkan hasil kuesioner untuk mempermudah hasil pemahaman, maka data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.
3.6.3        Analisi data
Teknik analisa data aspek pengetahuan adalah menggunakan prosentase. Selanjutnya data ditabulasi, diinterventasi kemudian diproses secara statistic dengan menggunakan rumus :
P =  N     X 100%
                              X
     Keterangan :
              P              : Persentase
              N             : Jumlah alternatis jawaban yang benar
              X             : Jumlah keseluruhan soal
  Hasil perhitungan persentase dimasukkan kedalam stndar criteria object :
a.       76% - 100%  =        Baik
b.      56% - 75 %   =        Cukup
c.       <55%            =         Kurang
3.7.       Etik dalam penelitian
               Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi objek penelitian, maka peneliti harus memahami hak-hak manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. (Alimul Aziz,2007), Oleh karena itu perlu diperhatikan :
3.7.1  voluntary (keinginan sendiri)
Peneliti harus bersifat sukarela tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak langsung, atau paksaan secara halus atau adanya ketergantungan.
3.7.2    Informed consent (Lembar persetujuan)
           Informed consent adalah merupakan bentuk persejuan antara peneliti dan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian., mengetahui dampaknya.
3.7.3    Anonymity (Tanpa nama)
           Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam menggunakan subjek penelitian dalam dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar ukur dan hanya kode pada pengumpulan data dan atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.7.4    Condfidentiality (Kerahasiaan)
           Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik itu informasi maupun masalah-masalah lainnya. Hanya kelompok atau data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJ PUTRI TENTANG
OLIGOMENORE DI SMK PAKU
POLEWALI MANDAR
TAHUN 2014
Petunjuk pengisian koesioner
1.      Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan alternatif jawaban yang benar telah tersedia
2.      Pilih salah satu jawaban yang paling tepatText Box: Identitas responden
Nama 		:
Umur 		:
Jenis kelamin	: 
Pekerjaan 	:
Alamat		:














A.    Pertanyaan tentang pengertian
1.      Apa yang dimaksud dengan oligomenore?
a.       siklus yang kurang dari 20 hari
b.      terlambat menstruasi selama 3 bulan berturut-turut
c.       siklus diatas 35 hari
2.      Gejala apa saja yang dirasakan oleh penderita Oligomenore?
a.       Periode siklus menstruasi yang lebihdari 35 hari, haid yang datang tidak teratur serta terkadang mengalami kesulitan untuk hamil
b.      Periode siklus menstruasi yang tidak pernah mendapatkan haid selam 3 bulan berturut-turut dan merasakan nyeri perut
c.       Periode siklus menstruasi yang kurang dari 20 hari dan terkadang merasakan sakit kepala dan stres
3.      Oligomenore adalah gangguan ?
a.       Siklus menstruasi
b.      Gangguan dalam jumlah darah
c.       Pendarahan diluar haid
4.      Oligomenore biasa juga disebut dengan istilah?
a.       Haid yang datang tidak teratur
b.      Haid yang datang teratur
c.       Haid yang datang terlalu cepat
5.      Apa saja keluhan-keluhan oligomenore?
a.       Haid yang datang terlambat dan sedikit
b.      Haid yang datang terlambat dan banyak
c.       Haid yang datang cepat dan sedikit
6.      Jika ada wanita yang siklus haidnya lebih panjang lebih dari 35 hari maka ia di sebut mengalami?
a.       Oligomenore
b.      Polimenore
c.       Amenore
7.      Manakah yang merupakan perbedaan antara oligomenore dan amenore?
a.       Oligomenore adalah siklus haid yang teratur sedangkan amenore adalah haid yang datang tidak teratur
b.      Oligomenore adalah siklus haid yang lebih dari 35 sedangkan amenore siklus haid kurang dari 20 hari
c.       Oligomenore adalah siklus haid yang lebih dari 35 hari sedangkan amenore haid yang tidak datang  selama 3 bulan berturut-turut.
8.      Oligomenore biasanya menyerang kaum?
a.       Perempuan
b.      Laki-laki
c.       Keduanya
9.      Diagnosa oligomenore adalah?
a.       Haid yang sebelumnya teratur kemudian tidak teratur
b.      Haid yang sebelumnya tidak teratur kemudian teratur
c.       Haid yang tidak pernah teratur
10.  Seorang wanita dikatakan mengalami oligomenore apabila?
a.       Sebelumnya tidak mendapat haid padahal sudah masuk ke periode biasanya dan pada saat itu sudah mengalami haid beberapa kali serta tidak dalam keadaan hamil.
b.      Sebelumnya ia tidak pernah mengalami haid sama sekali
c.       Sebelumnya mendapat haid kemudian berhenti dalam beberapa hari lalu mendapatkan haid kembali
B.     Pertanyaan tentang penyebab
11.  Apakah yang dimaksud dengan penyebab oligomenore?
a.       Segala sesuatu yang memungkinkan wanita mengalami masalah siklus menstruasi
b.      Segala sesuatu yang dapat memungkinkan wanita pusing dengan keadaan hormonnya
c.       Segala sesuatu yang menyebabkan wanita stress dan bingung.
12.  Manakah dibawah ini yang bukan penyebab dari oligomenore?
a.       Adanya ketidak seimbangan hormon, yaitu hormon ekstrogen terlalu dominan dibanding hormon progesteron
b.      Adanya kista di indung telur atau masalah rahim lainnya
c.       Efek samping dari pengguanaan obat-obatan
d.      Terlalu banyak tidur dan makan
13.  Kurangnya Sinkronisasi hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur dapat menyebabkan seorang wanita mengalami ?
a.       Masalah polimenore
b.      Masalah nyeri haid
c.       Masalah hipermenore
14.  Sindrom ovarium polikistik adalah salah satu penyebab dari oligomenore karena?
a.       Menghasilkan anrogen yang lebih tinggi
b.      Menghasilkan progesteron yang lebih tinggi
c.       Menghasilkan ekstrogen yang lebih tinggi
15.  Apakah komplikasi yang palig berbahaya apabila penyebab oligomenore tidak ditangani dengan cepat dan tepat ?
a.       Terganggunya fertilitas dan gangguan emosional
b.      Terganggunya aktifitas sehari-hari
c.       Terganggunya masalah pelajaran
16.  Penyebab umum oligomenore pada remaja adalah?
a.       Stres
b.      Sering keluar malam
c.       Sering menggunakan pakaian yang ketat
17.  Obat-obatan apa sajakah yang dapat menyebabkan oligomenore
a.       obat-obat yang terkait dengan otak seperti benzodiazepines (valium, ativan)
b.      obat-obatan analgetik 
c.       obat-obatan antibiotik
18.   oligomenore pada remaja sering disebabkan karena ?
a.       Kurangnya Sinkronisasi hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur
b.      Kurangnya nafsu makan
c.       Kurangnya pengetahuan tentang personal hygine
19.  Bila siklus haid seseorang tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh?
a.       Pengaruh psikis atau pengaruh penyakit
b.      Pengaruh pertumbuhan badan
c.       Pengaruh masalah diluar sekolah
20. mengapa stres dapat menyebabkan seseorang mengalami haid yang tidak teratur?
a.       Karena Hormon stres, kortisol berdampak pada jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh (Jumlah hormon yang terlalu banyak dalam darah)
b.      Karena hormon hipotalamus lebih meningkat
c.       Karena hormon ekstrogen dan progesteron menurun
C.    Pertanyaan tentang penaganan
20.  apakah pengertian dari penaganan oligomenore?
a.       Upaya yang dilakukan untuk menghentikan atau menurunkan masalah haid yang datang tidak teratur
b.      Upaya yang dilakukan untuk menghentikan pendarah yang berlebih
c.       Upaya untuk menghentikan nyeri perut saat haid
21.  Penaganan atau pengobatan oligomenore tergantung pada ?
a.       Keinginan pasien
b.      Kemampuan materi pasien untuk memilih pengobatan
c.       Penyebabnya.
22.  Penaganan oligomenore dapat berupa?
a.       Pengobatan
b.      Penggunaan alat kontrasepsi
c.       penggunaan softex saat haid
23.  pengobatan alternatif oligomenore dapat menggunakan ?
a.       minum jamu anti kuat
b.      akupuntur atau ramuan herbal
c.       berurut ke dukun
24.  bagaimanakah cara penaganan oligomenore pada wanita yang mengalami gangguan nutrisi?
a.       Perbaiki status gizi
b.      Perbanyak minum air
c.       Perbanyak konsumsi obat-obatan anti nyeri
25.  Apakah manfaat pil untuk penaganan oligomenore ?
a.       Untuk menjaga bentuk tubuh wanita
b.      Untuk menambah stamina pada wanita
c.       Untuk memperbaiki ketidak seimbangan hormon
26.  Bagaimanakah cara penaganan oligomenore pada wanita yang mengalami tumor ?
a.       Melakukan suntik insulin
b.      Melakukan tindakan operasi dan kemoterapi
c.       Meminum banyak obat
27.  Vitamin apakah yang baik untuk penaganan oligomenore?
a.       Vitamin B
b.      Vitamin B6
c.       Vitamin C
28.  Berapa banyakkah asupan serat yang dibutuhkan tubuh untuk mengobati haid yang datang tidak teratur ?
a.       ± 20-30 gram/hari
b.      ± 20-35 gram / hari
c.       ± 30-60 gram / hari
29.  Oligomenore memerlukan penaganan dengan cepat karena ?
a.       Berdampak pada fertilitas
b.      Berdampak pada tumbuh kembang
c.       Berdampak pada tingkat pengetahuan
30.  Oligomenore sering diobati dengan pil KB karena ?
a.       Pil KB memperbaiki kinerja otak seseorang
b.      Pil KB mudah dijumpai di apotik
c.       Pil KB memperbaiki ketidak seimbangan hormon